Kamis, 30 April 2009

Hubungan antara Strategi Komunikasi Guru dengan Efektifitas Pembelajaran di SD

Abdul Karim Ahmad, Farida Mulud, Sinar Alam, Mustafa

Abstract: This is a descriptive research. The article was aimed at knowing (1) the strategic relations of teachers’ communication and the learning effectivity in elementary schools in Gowa regency, (2) the factors that influenced the learning effectivity. Based on the descriptive analysis and inferensial analysis by using correlation, it was found that there are some problems faced by teachers in the learning process are the lackness of media in school, books and disciplinary of students. Based on the correlation analysis, there is a relationship between the teachers’ communication and the learning effectivity in the elementary school. It means that the better the teachers’ communication strategics, the most effective the learning process in elementary school.


Komunikasi guru dalam penyajian materi pembelajaran dan efektifitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh para guru sudah baik atau sedang di SD Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Penelitian ini direkomendasikan kepada guru diharapkan agar senantiasa memelihara strategi komunikasi yang baik demi terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, dan ini dapat terwujud dengan bimbingan dari kepala sekolah dan kepada pihak pemerintah. Dalam hal ini Depdiknas agar menghimbau para kepala sekolah dan guru-guru untuk berkomunikasi yang edukatif dengan siswa-siswanya.

Umumnya guru-guru dalam proses pembelajaran hanya bergantung pada buku-buku paket yang sesuai dengan kurikulum tanpa menambah materi pembelajaran dari sumber-sumber lain, bahkan aspek pemanfaatan media yang monoton tanpa variasi pada umumnya mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang maksimal. Hal ini, karena prinsip-prinsip komunikasi belum diperhatikan oleh para guru akhirnya pesan yang ingin disampaikan seorang guru (komunikator) tidak dapat ditangkap dengan baik oleh pihak siswa (komunikan).

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain yang berupa gagasan, opini,

informasi, dan lain-lain yang muncul sehingga dalam proses pembelajaran, salah satu bentuk komunikasinya adalah guru sebagai komunikator kepada siswanya.

Dari dasar pemikiran inilah peneliti melihat kurangya komunikasi sehingga proses pembelajarannya menjadi tidak efektif. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran di SD kecamatan Somba Opu kabupaten Gowa dan sejauh mana hubungan strategi komunikasi guru dengan efektifitas pembelajaran di SD kecamatan Somba Opu kabupaten Gowa.

Dalam kamus bahasa Indonesia strategi adalah ilmu siasat perang, akal/tipu muslihat untuk mencapai suatu maksud (Poerwadarminta W.J.S 1982) dan menurut Yusuf P.M (1990:74) Strategi komunikasi guru berarti rencana menyeluruh dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi. Maka dalam penelitian ini dihubungkan strategi kemunikasi guru dengan efektivitas pembelajaran dengan maksud materi yang akan di ajarkan dapat dengan mudah dipahami dan manusiawi.

Menurut A.S Achmad (1992:2) bahwa kegiatan pembelajaran adalah salah satu bentuk proses komunikasi sebagai mata rantai hubungan antara sesama manusia, ia meliputi segala apa yang dilakukan misalnya pendidikan dan pembelajaran khususnya komunikasi antara guru dan murid.

Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa dengan komunikasi yang baik dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran dengan cara pemecahan masalah adalah pertama dipecahkan secara anlisis deskriptif kualitatif setelah memperoteh data di lapangan meialui angket, observasi dan wawancara, dan masalah yang kedua dipecahkan secara analisis inferensial teknik korelasi product moment pearson.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara strategi komunikasi guru dengan efektifitas pembelajaran di sekotah dasar kabupaten Gowa serta faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran di SD kabupaten Gowa.

Tujuan-tujuan komunikasi biasa bermacam-macam tergantung pada medan komunikasi yang disentuhnya. Komunikasi instruksional mempunyai tujuan interaksi edukatif di pihak sasaran (komunikan). Komunikasi pembangunan bertujuan agar tercapai masyarakat adil dan makmur melalui pemerataan informasi yang bersifat membangun, demikian pula komunikasi lainnya akan mempunyai tujuan sendiri-sendiri.

Selanjutnya masalah strategi banyak dikaitkan dengan istilah metode, teknik dan taktik. Ketiga istilah ini sebenarnya masih dalam lingkungan strategi hanya mempunyai garapan yang lebih praktis, sempit dan rinci. Kalau dikatakan strategi komunikasi adalah perencanaan yang menyeluruh tentang kegiatan komunikasi, maka metode komunikasi mempunyai arti yang lebih sempit dari itu, yakni prosedur runtut yang digunakan untuk menyelesaikan dan menjelaskan aspek-aspek komunikasi.

Menurut Prayitno Sunarto, dkk (1995:49) strategi pesan merupakan orientasi pemasaran yang diberikan kepada pembuat atau pengolah pesan, sebagai pedoman dalam membuat pesan. Strategi pesan dianggap sebagai hasil ramuan dari berbagai informasi mengenai produk atau gagasan, lingkungan dan khalayak sasaran ke dalam konteks komunikasi yang kemudian dipakai untuk merumuskan pesan dengan tepat. Pembuatan dan pengolahan pesan yang kurang baik seringkali akan menghasilkan pesan yang tidak akan dilihat atau diperhatikan oleh khalayak atau komunikan.

Menurut Gilson dan Berkman (Prayitno. S. 1995:50) bahwa proses perumusan strategi pesan berlangsung melalui tiga tahapan yaitu: tahap pertama, mengumpulkan dan mempersiapkan informasi yang menyangkut rencana pemasaran dan komunikasi; tahap kedua, pembuat dan pengolah pesan berusaha memahami dan mempelajari informasi-informasi yang diperoleh untuk menentukan posisi serta tujuan pesan yang akan dihasilkan; tahap ketiga, merupakan langkah terakhir yaitu melakukan presentase di hadapan pemasaran atau klien untuk memperoleh persetujuan sebelum rancangan pesan diproduksi dan dipublikasikan.

Dalam pembuatan dan pengelolahan pesan menurut Rhenald Kasali (Prayitno S, 1995:50), kita harus memperhitungkan dan memperhatikan faktor-faktor yang dikenal dengan AIDCA yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (kebutuhan/keinginan), Conviction (rasa percaya) dan Action (tindakan).

Pesan pada dasarnya disampaikan untuk menggerakkan atau mengubah sikap khalayak sasaran agar bertindak seperti apa yang diharapkan oleh komunikator. Dalam menentukan strategi penyampaian pesan terlebih dahulu kita lihat urutan dan efek pesan yang merupakan aspek-aspek perubahan sikap. Aspek-aspek tersebut adalah kognitif, afektif dan behavioral atau konatif.

Masing-masing aspek perubahan sikap khalayak sasaran pada dasarnya ditentukan oleh beberapa sifat dari penyampaian pesan (Widjaya W. dalam Prayitno 1995:54) sifat dari penyampaian pesan itu adalah : (1) sifat pesan informatif, yaitu pesan yang disampaikan bersifat memberikan keterangan (fakta-fakta), kemudian komunikan mengambil kesimpulan keputusan tersendiri; (2) sifat pesan persuasif yaitu pesan yang disampaikan membangkitkan pengertian dan kesadaran komunikan bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah atas kehendak sendiri, bukan karena paksaan; (3) sifat pesan koersif yaitu penyampaian pesan yang bersifat memaksa dan menggunakan sanksi-sanksi apabila tidak dilaksanakan.

Perencanaan media adalah bagian dari program suatu komunikasi. Perencanan media merupakan upaya memperoleh langkah-langkah yang paling efektif sebagai dukungan dalam mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu program komunikasi.

Strategi media intinya adalah pemilihan media, penentuan frekuensi pemasangan atau kunjungan untuk penyampaian pesan, serta evaluasi tentang kemungkinan dampak yang dapat ditimbulkan, di samping pertimbangan efisiensi biaya. Rencana media yang telah dihasilkan, akan diterapkan sebagai bagian dari kegiatan pelaksanaan program komunikasi.

Dalam pemilihan media, perlu dipahami klasifikasi media yang didasari pada karakteristik masing-masing media. Secara kategori media dapat dikelompokkan masing-masing media. Secara kategori media dapat dikelompokkan ke dalam media cetak majalah dan media cetak surat kabar. Media siar yakni media siar radio dan media siar televisi. Sedang media luar ruang data berupa: media papan reklame (billboard), spanduk/banner, umbul-umbul (vertical banner), media transit (bis kota, taksi kereta api dan sejenisnya), atau poster. Adapun untuk media interpersonal, berupa lembar balik (flip chart) poster, overhead projector, slide projector, papan peraga, sampel dan sejenisnya (Prayitno S. 1995:99).

Dalam kaitan dengan dunia instruksional, strategi mempunyai arti yang lebih luas dari pada metode (Yusuf M.P. 1990:91). Strategi instruksional adalah pendekatan menyeluruh atas proses belajar mengajar dalam sistem instruksional. Strategi instruksional merupakan perencanaan penuh perhitungan yang kemungkinan-kemungkinan kegiatannya bakal ditempuh dalam pelaksanaannya nanti yang telah dirinci secara sadar dan teliti. Upaya selanjutnya dari strategi instruksional ini adalah metode, teknik dan taktik. Ketiga istilah ini mempunyai arti penjabaran yang lebih operasional, bahkan dapat dikatakan bahwa metode, teknik dan taktik merupakan kelanjutan kegiatan strategi secara operasional, langsung dan praktis. Akan tetapi ketiga istilah ini masing-masing mempunyai arti yang tidak sejalan, artinya berada pada kerangka sistem yang berhubungan secara subordinatif.

Berbicara tentang strategi, teknik dan taktik tak dapat dipisahkan dengan pembuatan persiapan mengajar atau disebut Satuan Acara Instruksional (SAI). Manfaat SAI yang terpenting adalah sebagai pedoman bagi seorang komunikator yakni guru, dosen, instruktur, atau para praktisi komunikasi lainnya dalam melakukan kegiatannya yakni mengkomunikasikan ide atau gagasannya kepada khalayak sasaran atau komunikan.

Strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Menurut R. Wayne Pace, dkk dalam Effendy (1992:32), tujuan sentral strategi komunikasi tersendiri atas tiga tujuan utama yaitu: to secure understanding, to establish acceptance dan to motivate action. To secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Jika komunikan sudah mengerti dan menerimanya, maka penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance) dan pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).

Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi. Namun apapun tekniknya yang pertama-tama komunikan harus mengerti pesan komunikasi itu. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi pesan komunikasi ialah bahasa gambar, warna, kial (gesture), dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak isi pesan komunikasi yang disampaikan kepada komunikan dengan menggunakan gabungan lambang, seperti pesan komunikasi melalui surat kabar, film atau televisi.

Lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi ialah bahasa karena hanya bahasalah yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang konkrit dan abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan yang akan datang, dan sebagainya. Tanpa penguasaan bahasa hasil pemikiran yang bagaimanapun banyaknya tak akan dapat dikomunikasikan kepada orang lain secara tepat. Banyak kesalahan informasi dan kesalahan interpretasi disebabkan oleh bahasa.

Secara umum suatu komunikasi dapat dikategorikan berlangsung dengan efektif bila ide atau informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan (komunikator), dipahami oleh penerima pesan (komunikan) sesuai dengan pemahaman pemberi pesan, ide atau informasi yang disampaikan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fisher (1998:11) yang mengatakan bahwa komunikasi dapat dipandang baik atau efektif sejauh ide, informasi, dan sebagaimana dimiliki bersama oleh, atau mempunyai kebersamaan arti bagi orang-orang yang terlibat dalam perilaku komunikasi tadi. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, maka kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.”

Adanya pemahaman yang sama antara pemberi pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan) terhadap ide atau informasi yang disampaikan dalam proses komunikasi tersebut ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah hubungan antar pribadi yang baik di antara orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi. Oleh karena komunikasi antar pribadi selalu terjadi dalam suatu kelompok baik tidaknya hubungan antar pribadi yang ada dalam kelompok tersebut. Strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan dalam arti bahwa pendekatan bias berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Menurut R. Wayne Pace, dkk dalam Effendy (1992:32) tujuan sentral strategi komunikasi tersendiri atas tiga tujuan utama yaitu to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya; to establish acceptance, jika komunikan sudah mengerti dan menerimanya, maka penerimanya itu harus dibina dan to motivate action, pada akhirnya kegiatan dimotivasikan.

Secara umum suatu komunikasi dapat dikategorikan berlangsung dengan efektif atau informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan (komunikator), dipahami oleh penerima pesan (komunikan) sesuai dengan pemahaman pemberi pesan, ide atau informasi yang disampaikan tersebut. hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fisher (1986:11) yang mengatakan bahwa komunikasi dapat dipandang baik atau efektif sejauh ide, informasi dan sebagaimana dimiliki bersama oleh atau mempunyai kebersamaan arti bagi orang-orang yang terlibat dalam perilaku komunikasi tadi.

Pembelajaran atau instruksional menurut Pawit M. Yusuf (1990:4) bahwa instruksional berasal dari kata instruction, artinya pembelajaran atau pengajaran. Pembelajaran sebagai salah satu bentuk proses komunikasi dimana guru (dosen) sebagai komunikator, materi kuliah sebagai pesan media yang digunakan sebagai saluran, siswa (mahasiswa) sebagai komunikasi dan hasil belajar sebagai efek.

Menurut Degeng (1993:3), ada delapan hal atau asumsi tentang hakikat desain pembelajaran sebagai berikut: (1) perbaikan kualitas pembelajaran diawali dari desain pembelajaran, (2) pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem, (3) desain pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana seseorang belajar, (4) desain pembelajaran diacukan kepada si-belajar secara perseorangan, (5) hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil pengiring, (6) sasaran akhir desain pembelajaran adalah memudahkan belajar, (7) desain pembelajaran mencakup semua variable yang mempengaruhi belajar, (8) inti desain pembelajaran adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Referensi :

Achmad. A.S 1992. Komunikasi Media Massa dan khalayak. Ujung Pandang: Hasanuddin University Press.

Degeng, S.Ny dan Mirso Yusufhadi. Terapan Teori Kognitif da/am Desain Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Dirjen. PT.

Effendy, U.D.1998. llmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fisher, B.A .1986. Teori-teori Komunikasi. Mekanistis, sikotogis, Interaksional dan Pragmatis. Terjemahan Soejono Prima. Bandung: Remaja Karya.

Poerwadarminta W.J.S. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:: Depdibud.

Prayitno, dkk. 1995. Perencanaan Program Penyutuhan. Jakarta: Universitas Terbuka. Indonesia

Yusuf, M.P.1990. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Selasa, 28 April 2009

Facebook (si wajah buku)??

Siapa yang tidak kenal dengan situs jejaring sosial ini, popularitasnya boleh dibilang sudah mengalahkan Friendster. Boleh jadi anda tadinya tidak suka dengan situs jejaring sosial semacam ini. Tetapi dengan tidak sengaja pula mungkin sekarang anda sudah menjadi anggota Facebook. Apa kelebihan Facebook dibandingkan dengan situs jejaring sosial yang lain? Kelebihan yang paling utama adalah Facebook memiliki library API (application programming interface) sehingga memungkinkan para developer untuk membuat aplikasi mini atau widget yang nantinya bisa dipasang atau digunakan di Facebook itu sendiri. Berbeda dengan Friendster yang membutuhkan waktu yang amat lama untuk mengeluarkan suatu fitur baru, library API ini memungkinkan para developer untuk berkreasi sehingga secara tidak langsung membuat Facebook makin populer dan Facebook juga sangat user friendly.

Apakah Facebook bermanfaat buat anda?
Menurut pendapat pribadi saya... sekali lagi pendapat pribadi saya ya... situs-situs jejaring sosial tidak lebih hanya membuat kita semakin narsis saja he he he sori kalo tersinggung. Banyak waktu habis terbuang hanya dengan mengupdate profil pribadi menambah teman dan lain sebagainya. Waktu kita terbuang percuma hanya dengan kegiatan seperti itu, sementara pekerjaan kita sudah banyak menumpuk. Fenomena musiman, sebelum Facebook terkenal seperti sekarang ini Friendster juga telah sukses menjadi situs jejaring sosial. Konon Facebook lebih sukses karena tidak mudah dihack dan memiliki library API seperti dijelaskan diatas.

Facebook cocok buat siapa?
Seperti sekarang ini negara kita akan menyelenggarakan pamilu Facebook sangat cocok untuk menarik massa (bagi calon presiden atau caleg) kemudian untuk public relation dan memasarkan produk atau promosi (bagi pebisnis), dan tentunya bagi mereka yang mencari kesenangan semata di dunia maya. Bagi yang belum punya jodoh atau pasangan bisa memanfaatkan situs ini. Bagaimana dengan Guru/Siswa apakah bisa memanfaatkan Facebook sebagai alat bantu mengajar? Jawabannya mungkin saja bisa tergantung bagaimana kita mengemasnya. Bukankah sudah ada situs yang khusus digunakan untuk pendidikan, misalkan saja ThinkQuest dari Oracle Foundation.

Belakangan ini Facebook memang menjadi suatu epidemi di kalangan para pengguna internet. Sebelumnya, saya mengira yang lagi menjamur adalah handphone "BlackBerry" tapi di balik itu ternyata ada fenomena yang lain yaitu handphone "BlackBerry" itu dibeli demi bisa bermain "Facebook".

Sekarang ini rasanya jadi malu-maluin kalau nggak punya account Facebook. Nggak gaul... Kuno... gaptek... nggak zaman. Sekarang zamannya Facebook. Semua harus punya mulai dari kalangan remaja, selebritis, om-om, mbak-mbak, bapak-bapak, ibu-ibu rumah tangga, kakek-nenek hingga anak-anak SD.

Cukup sekian dulu ngomongin Facebooknya!!!

Sip : Irvan Andi Wiranata

Tips Menghadapi Ujian

Berhasil atau tidaknya mengerjakan sola ujian yang kita hadapi tergantung dari kondisi fisik dan mental kita, tentunya selain kita sudah belajar dengan tekun. Jangan sampai kondisi fisik maupun mental kita dapat menjadi penghalang keberhasilan kita dalam mengerjakan soal ujian.Untuk itu kita perlu menjaga kondisi kesehatan kita menjelang ujian. Selain itu kita perlu mempersiapkan hal-hal teknis yang berhubungan dengan ujian, diharapkan hal-hal teknis tersebut tidak menggangu kita dalam mengerjakan soal ujian. Dibawah ini beberapa tips dan trik yang mudah-mudahan dapat membatu kita dalam menghadapi ujian.

1. Siapkan peralatan tulis dengan baik dan kartu ujian
Biasanya setiap ujian membutuhkan peralatan berbeda-beda. Misalkan ujian gambar berbeda denagn ujian tertulis biasa. Peralatan ujian yang biasa dibawa adalah pensil, ballpoint, kalkulator, penghapus, dan penggaris. Jangan sampai kita meminjam dari peserta lain karena dapat mengganggu orang lain bahkan kita sendiri selain itu waktu kita banyak terbuang untuk meminjam

2. Datanglah lebih awal sebelum ujian.
Dengan datang lebih awal, paling tidak kita datang 15 menit sebelum ujian dilaksanakan. Dengan dating lebih awal kita akan mempunya waktu untuk mempersiapkan mental dan fisik kita yang akhirnya akan membantu untuk lebih berkonsentrasi selama mengerjakan ujian.

3. Tenang (jangan tegang) dan tetap percaya diri.
Biasakan sebelum mengerjakan soal kita berdoa terlebih dahulu. Hilangkan kekhawatiran dan perasaan tegang dalam diri kita, fokus pada soal dan jawaban yang kita kerjakan. Jawablah soal dengan penuh percaya diri, yakin pada apa yang telah kita pelajari sebelumnya dan akan kemampuan kita sendiri.

4. Membaca Perintah Ujian
Sebelum mulai mengerjakan ujian, bacalah perintah soal ujian dengan baik dan tidak terburu-buru. Sebab seringkali perintah untuk menjawab tidak sama dengan ujian yang lainnya.

5. Cara mengerjakan soal
Bacalah soal dengan baik dan seksama dan pilihlah soal yang kita anggap mudah/bisa dengan cepat menjawabnya. Hal ini akan membantu kita mengurangi pemborosan waktu menjawab. Dalam menjawab soal pilihan ganda hindari cara menjawab menebak-nebak.

6. Baca Kembali dan Jangan Terburu-buru Meninggalkan Ruang Ujian
Coba baca ulang jawaban yang ada, siapa tahu ada beberapa jawaban yang kurang pas atau ada soal yang belum terjawab. Kemudian jangan terburu-buru keluar ruang ujian, gunakan waktu yang tersisa untuk membaca ulang soal dan jawaban yang ada.

7. Tutup dengan Doa
Kalau tadi sebelum mengerjakan soal kita awali dengan doa, maka akhiri pula dengan doa. Memohon semoga apa yang telah dikerjakan nantinya dapat memperoleh hasil yang terbaik.

Minggu, 26 April 2009

Facebook Sebabkan Mahasiswa Malas dan Bodoh

Pengguna Facebook yang masih sekolah berhati-hatilah! Menurut studi yang dilakukan oleh Ohio State University, semakin sering Anda menggunakan Facebook, semakin sedikit waktu Anda belajar dan semakin buruklah nilai-nilai mata pelajaran Anda.

Begitu tertulis dalam laporan studi yang mengambil sampel 219 mahasiswa Ohio State University tersebut. Namun penulis laporan mengatakan, laporannya hanya memperlihatkan kemungkinan hubungan antara penggunaan Facebook dan menurunnya nilai-nilai yang Anda peroleh di sekolah.

Faktanya, jika Anda pengguna Facebook, kemungkinan besar Anda selalu ingin mengetahui status yang dikabarkan oleh teman-teman Anda. Kenikmatan semangkuk baso, asyiknya irama jazz, foto-foto pesta teman-teman dekat Anda, dan pertanyaan-pertanyaan yang berharap mendapatkan komentar karena Anda ingin memastikan seseorang di jaringan pertemanan Anda sedang membaca tulisan Anda memang sangat menggoda hati dan juga menyita waktu Anda. Akhirnya, Anda mungkin terpicu untuk menulis hal-hal tak penting, membaca hal-hal sepele, dan juga berpikir secara tak cerdas.

Untunglah bukan itu yang dilaporkan oleh peneliti Ohio State University. Namun disebutkan bahwa 65% mahasiswa setiap hari mengakses Facebook minimal satu kali dan menghabiskan setidaknya satu jam di laman tersebut. Yang menarik, 79% dari pengguna Facebook merasa bahwa menggunakan laman tersebut tidak mempengaruhi kualitas pekerjaan mereka. Namun yang terpengaruh adalah nilai ujian.

“Ini ibarat perbedaan antara dapat nilai A dan B,” kata Aryn Karpinski, peneliti Ohio State yang menanyai 219 mahasiswa untuk penelitiannya.

wiek

Sumber : Kompas.Com
http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/04/15/10590447/
Facebook.Sebabkan.Mahasiswa.Malas.dan.Bodoh

Rabu, 22 April 2009

Mutu Pendidikan dan Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) Sebagai Media Komunikasi dalam Pendidikan

Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh berbagai faktor. Secara teoritis menurut Purwadhi (2000) dan Nickerson (1985), salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam mendesain proses pembelajaran yang efektiv, salah satunya adalah media pengajaran. Selain itu, proses pembelajaran juga merupakan bagian dari proses komunikasi. Dengan demikian efektivitas dan mutu pembelajaran atau pendidikan juga ditentukan oleh unsur-unsur komunikasi antaralain sumber, audience, media dan feed back.

Media komunikasi merupakan suatu alat dimana komunikator menggunakan nya untuk mengirim pesan kepada komunikan. Dalam pendidikan, media komunikasi biasanya disebut sebagai media pengajaran. Media komunikasi dalam pendidikan merupakan segala bentuk alat dan sumber belajar yang digunakan untuk membantu memperlancar proses belajar mengajar. Sumber belajar meliputi buku-buku, majalah, manusia, perpustakaan, labolatorium dan ICT seperti internet dan lain-lain.

Media pendidikan digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa (Nana Syaodih, 1996). Tanpa media pendidikan, efektifitas belajar maupun mutu pendidikan tidak akan tercapai, demikian pula dengan jika tersedia media pendidikan tetapi kita tidak memiliki kemampuan pemilihan media mana yang paling efektif dan efisien maka efektifitas pembelajaran pun tidak dapat tercapai.Sementara itu, Winn (1996) menambahkan ada tiga peranan media dalam pendidikan,
1) media pembelajaran yang dalam hal ini berfungsi sebagai penyampaian pesan khusus, 2) sebagai pembentuk lingkaran perantara dimana media membantu siswa melakukan eksplorasi dan membentuk pemahaman suatu pengetahuan, dan
3) mengembangkan kemampuan kognitif, dinama media dipergunakan sebagai model atau perluasan mental kemampuanBerbagai hasil penelitian menunjukan bahwa media yang paling efektif digunakan untuk mencapai mutu pendidikan dalam memasuki ere globalisasi sekarang ini adalah dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT.

ITC adalah istilah umum yang mengacu pada teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, mengedit, mendapatkan informasi dalam berbagai bentuk (SER, 1977dalam Nurdin Ibrahim).Ada lima perspektif yang bisa dilihat dalam peranan ICT dalam perannya sebagai media pembelajaran (Clark, 1996 dalam Ebersole, 2000), yaitu:
1) media sebagai teknologi,
2) media sebagai alat atau tutor atau guru,
3) media sebagai agen sosialisasi,
4). Media sebagai motivator untuk belajar, dam
5) Media sebagai alat mental untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Selasa, 21 April 2009

Mahasiswa ITB Kembangkan Game Edukasi Anak SD

Kolaborasi antara mahasiswa Teknik Informatika dengan Seni Rupa ITB menghasilkan sebuah game edukasi bernama Akademi Ekspress. Game tersebut ditujukan untuk membantu anak-anak usia sekolah dasar belajar sambil bermain.

Game ini menceritakan kehidupan di sekolah dengan tokoh seorang anak SD. Di sekolah tersebut, terdapat beberapa mini game yang harus dimainkan di setiap kelas yang dimasuki oleh anak tadi.

Akademi Ekspress ini menggunakan framework Playfirst SDK yang didapat secara asli atas hasil dukungan dari Microsoft. Pengkodean game menggunakan Microsoft Visual Studio dengan bahasa pemrograman C++.

Pengerjaan game yang memakan waktu efektif sekitar 2 bulan melibatkan 4 orang mahasiswa Teknik Informatika ITB yaitu Andrew Pratomo, Shieny Aprilia, Umi Fadilah, dan Indra Soaloon yang berperan sebagai developer dan interface designer. Sementara ide cerita dan story board dikerjakan oleh Priscilla Irene dan Yuri dari Fakultas Desain dan Seni Rupa ITB.

"Ide cerita memang berawal dari ingin bikin game yang menyenangkan untuk dimainkan, seperti game-game big fish. Kebetulan game tentang anak sekolah sepertinya belum ada. Maka jadilah game ini," jelas Umi, mahasiswa Teknik Informatika 2005, salah satu kreator game.(WAH)

Sumber :

WWW.ITB.AC.ID

http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/04/13/15372959/Mahasiswa.ITB.Kembangkan.Game.Edukasi.Anak.SD

Senin, 20 April 2009

Pengguna Internet di Indonesia Meningkat

Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan teknologi informasi yang berlangsung cepat. Managing Partner Asia Public Relation (PR), Silih Agung Wasesa di Semarang, Selasa mengatakan berdasarkan perhitungan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) terdapat sekitar 25 juta pengguna internet.

"Peningkatan pengguna internet terus meningkat sekitar 25 persen setiap tahunnya," kata Silih saat menjadi pembicara dalam talkshow "Kompetensi Profesional Komunikasi di Era Kekuasaan Media Baru" di kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Kenaikan tersebut, katanya, disebabkan adanya kemudahan dalam mengendalikan informasi yang berada di tangan publik. Dengan internet, mereka dapat berinteraksi secara bebas dan membentuk komunitas hanya dengan menekan tombol "enter".

Dengan cara tersebut, lanjutnya, akan melahirkan koneksi antar individu yang semakin membuat percaya diri serta mengurangi tingkat stress seseorang. Sebab, rasa percaya diri mudah terbangun dalam konteks sosial secara personal. "Berbeda dengan kontak sosial," katanya.

Ia mengatakan, pengguna yang memanfaatkan internet di kafe atau warung internet (warnet) paling tinggi, yaitu sebesar 60 persen.

Sedangkan pengguna yang memanfaatkan internet di kantor sebesar 20,4 persen, di kampus dan sekolah 10 persen, dan pengguna internet di rumah hanya sebesar 0,4 persen, kata Silih.

"Setiap pengguna rata-rata dapat menghabiskan waktu 1-2 jam per hari dalam menggunakan internet," katanya.

Ia menjelaskan, kenaikan pengguna internet juga dicerminkan data dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) bahwa pertumbuhan pengguna situs yang berakhiran ".id" tumbuh sekitar 53 persen per tahun dalam kurun waktu antara tahun 1998-2006.

"Pada tahun 2008 tercatat ada lebih dari 70 ribu situs, sementara tahun 2009 diperkirakan ada tambahan lima ribu pengguna baru," katanya.

Silih menambahkan, jumlah "blogger" (pengguna `blog` di internet) di Indonesia juga mengalami peningkatan. " Semula, jumlah `blogger` tahun 2007 hanya berjumlah 130.000 orang, kemudian tahun 2008 menjadi 600 ribu `blogger`, dan meningkat menjadi 1.2 juta `blogger` pada tahun 2009," katanya.(*) Semarang (ANTARA News)

Sumber : Portal Nasional RI

Jumat, 17 April 2009

Tips Cepat Menguasai materi Pelatihan



Belajar cepat

Seorang fasilitator dituntut untuk selalu siap menyajikan materi terbaru yang sedang in dalam setiap kesempatan. Bahkan sering juga pada saat-saat tertentu seorang fasilitator dituntut untuk menyajikan materi yang relatif baru dengan tenggang waktu yang sangat singkat. Bagaimana seorang fasilitator dapat menguasai materi yang banyak dalam waktu yang sangat singkat? Misalnya malam diberi sebuah materi, dan pada pagi harinya harus disajikan dalam pelatihan.


Ada beberapa cara cepat seorang fasilitator untuk dapat menguasai materi dalam waktu yang singkat: Scanning, yaitu teknik membaca cepat seperti membaca koran. Biasanya untuk materi-materi yang tidak terlalu asing dan sudah pernah dikenal. Seorang fasilitator dapat mempelajari materi yang mempunyai ciri-ciri demikian dapat membaca materi denga cara membaca cepat secara sekilas saja. Nah Pada bagian-bagian tertentu yang dirasakan kurang di pahami oleh fasilitator perlu cermati lebih dalam.


Focus to goal, yaitu seorang fasilitator karena keterbatasan waktu tidak membaca materi pelatihan secara menyeluruh. Dia memfokuskan perhatiannya pada tujuan yang ingin dicapai pada sesi yang akan dia bawakan. Setelah dia memahami benar-benar tujuan dari sesi yang akan dilatihkan, kemudian fasilitator cukup membaca pointer-pointer dari seluruh materi tersebut dan menulisnya di slide atau power point. Model ini sangat dimungkinkan fasilitator tidak secara persis menyajikan materi pelatihan yang telah diberikan. Bahkan sangat dimungkinkan dia melakukan pengembangan materi atau variasi materi. Namun demikian ia akan tetap berfokus untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Concep mapping, yaitu fasilitator melakukan pemetaan konsep bisa dengan model pokok-pokok pikiran, model jaring laba-laba atau atau model pohon faktor.


a) Model pokok-pokok pikiran adalah model sebagaimana orang akan membuat sebuah karangan. Pertama yang dilakukan adalah menuliskan tema-nya apa, kemudian dia akan menuliskan subtema-subtema atau pokok-pokok pikiran berikutnya.


b) Model jaring laba-laba sebenarnya hampir sama dengan pemetaan tema sebagaimana yang terjadi pada persiapan pembelajaran tematik. Jadi tema ditulis di tengah kemudian kita tarik dengan garis-garis lurus disekeliling tema tersebut dengan hal-hal yang berkaitan dengan tema yang bersangkutan seperti jaring laba-laba.


c) Model pohon faktor adalah hampir sama dengan implementasi pengerjaan matematika pada FPB dan KPK dengan penyelesaian pohon faktor.


Privat singkat

Barangkali ini yang paling cepat dilakukan. Seorang fasilitator dapat belajar singkat dengan sesama fasilitator yang lebih memahami materi terhadap tertentu. Dia dapat belajar tentang teknik penyajian, langkah-langkah dan substansi materi yang akan disajikan. Buying and selling, yaitu teknik belajar yang paling sering dilakukan oleh guru pada awalnya. Teknik ini dilakukan dengan cara fasilitator belajar sedikit dan langsung diajarkan kepada orang lain, sehingga ibarat orang jual beli, fasilitator membeli sedikit lalu segera jual sebelum berkurang. Ini sangat efektif untuk materi yang banyak dan benar-benar baru.


Kita bisa melakukan dengan cara yang lebih simpel, misalnya kita mempelajari sedikit lalu kita simulasikan kepada teman-teman lain. Nah setelah selesai segera minta masukan dari mereka. Setelah mendapat masukan dan segera kita perbaiki, kemudian kita pelajari lagi bagian berikutnya dan segera ajarkan kepada yang lain demikian seterusnya. Saya menyadari dalam tulisan ini terdapat hal-hal yang belum cukup jelas untuk bisa dipahami. Oleh karena itu saya siap membantu para pembaca jika ada pertanyaan terhadap hal-hal yang dirasakan belum cukup jelas.


By : sunartombs from ApaKabar PSBG