canggung memanfaatkan komputer atau laptop, telepon seluler, internet,
whiteboard interaktif, hingga peralatan canggih laboratorium. Maklum,
dalam pembelajaran sehari-hari mereka sudah memanfaatkan secara
optimal teknologi informasi dan komunikasi. Penerapan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) bukan untuk memperumit pembelajaran.
Justru pelajaran-pelajaran yang sulit atau susah menjadi mudah,
menarik, dan menyenangkan bagi siswa.
Melalui pemanfaatan TIK, misalnya, disajikan game, suara, dan animasi
sehingga siswa mudah mengerti materi pelajaran.
Perkembangan TIK yang diyakini akan mentransformasi proses belajar dan
mengajar di sekolah masa depan inilah yang mewarnai pelaksanaan
International Conference on Educational and Technology (ICET) 2007 di
Singapura, 21-22 November lalu.
Chang Hwee Nee, Wakil Sekretaris Bidang Kebijakan, Kementerian
Pendidikan Singapura, mengatakan, dalam kaitannya dengan pendidikan,
perkembangan TIK seharusnya mampu mendorong guru untuk memanfaatkan
TIK. Bukan cuma game, tetapi blog yang dijuluki sebagai buku tulis
harian online, mailing list, juga dimanfaatkan optimal sehingga proses
belajar menjadi lebih interaktif.
---
[rr] semoga para warnetters mulai memikirkan untuk memasukkan program
community dev di warnetnya... mulailah dari hal hal yang sederhana dan
gratis... seperti mailing list yahoo, google search engine gratis,
email gratis, chatting gratis... blogger gratis utk menjadi produsen
informasi...
ini adalah trend masa depan yang juga kami sampaikan di makalah kami
di ITU Bali yang berlangsung minggu lalu... hari ini dimulai summit
besar di Bali mengenai pemanasan global... semoga memberikan hasil
yang win win baik bagi negara berkembang maupun negara maju untuk
memperlambat trend pemanasan global ini ?
salam,
---
"Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi akan mengubah proses
belajar dan mengajar di sekolah ke arah pendidikan yang mendorong
inovasi dan eksperimen. Hal ini memerlukan komitmen kuat dari guru
untuk memanfaatkan teknologi, baik hardware, software, maupun
e-learning untuk membuat belajar jadi mudah bagi siswa," kata Chang
Hwee Nee dalam pembukaan ICET Ke-4 yang diikuti sekitar 1.200 peserta
dan 40 perusahaan TIK untuk pendidikan.
Chang mengatakan, Pemerintah Singapura mendorong penggunaan TIK secara
nasional.
Rencana induk pemanfaatan TIK untuk pendidikan pertama yang dibuat
tahun 1997 yang menekankan pada ketersediaan infrastruktur TIK telah
diubah. Rencana induk kedua mulai tahun 2002 diarahkan guna
memaksimalkan teknologi di era digital untuk membuat Singapura menjadi
bangsa cerdas yang disebut Intelligent Nation by 2015 (IN2015).
Sekolah masa depan
Berdasarkan survei Badan Pengembangan Informasi dan Komunikasi
Singapura (Infocomm Development Authority/IDA of Singapore) tahun
lalu, 78 persen keluarga di negara ini memiliki minimal satu komputer,
umumnya mereka yang memiliki anak usia sekolah. Penggunaan internet
untuk aktivitas pendidikan dan belajar juga cukup tinggi.
Kemudahan mengakses internet di ruang publik cukup didukung. Agustus
2007 ini tercatat 5.600 hotspot yang melayani 520.000 pelanggan
internet di Singapura.
Ronnie Tay, Kepala Badan Pengembangan Informasi dan Komunikasi
Singapura, mengatakan, pemanfaatan TIK dalam pendidikan membuat siswa
belajar secara mandiri. Mereka selama ini terbiasa mengekspresikan
diri dengan menggunakan blog, foto, maupun video di situs web yang
menyediakan layanan ini. Akhirnya, peran guru pun lebih banyak sebagai
fasilitator yang mendorong siswa terus kreatif dengan memanfaatkan
media digital yang interaktif.
Pemerintah Singapura juga sudah membentuk model sekolah masa depan
atau future school salah satunya adalah Classroom of The Future di
National Institute Education.
"Mengenalkan anak-anak dengan lingkungan digital yang baru berkembang
berarti kita menyiapkan mereka masuk ke dunia masa depan dan
berkontribusi di dunia yang akan semakin bergantung pada teknologi,"
kata Ronnie Tay.
"Software" Indonesia
Di tengah canggihnya kemajuan TIK di bidang pendidikan di Singapura
dan negara-negara lain, ternyata Indonesia juga tetap mampu
berkontribusi untuk mentransformasi pendidikan di dalam kelas.
Perusahaan software pendidikan Indonesia yang mampu bersaing dengan
perusahaan TIK bidang pendidikan dari negara-negara lain tersebut
adalah PT Pesona Edukasi atau orang asing mengenalnya sebagai
AmazingEdu. Perusahaan ini mampu menciptakan software pendidikan
fisika dan matematika dengan kekuatan animasi.
Sayangnya, penghargaan negara lain terhadap software Amazing Physics
dan Amazing Mathematics produksi Indonesia ini belum mendapat
perhatian yang luas dari dalam negeri, termasuk pemerintah. "Kami
berjuang sendiri mengembangkan software yang memudahkan guru
mengajarkan Fisika dan Matematika yang rumit di kelas karena concern
kami kepada pendidikan," kata Hary Sudiyono Candra, Direktur PT Pesona
Edukasi.
Perusahaan ini sudah berkecimpung dalam pengembangan software
pendidikan sejak tahun 1986. Sejumlah penghargaan internasional juga
diraih. Dengan sajian animasi yang menarik dan pembelajaran
interaktif, software ini sudah dipakai di 22 negara dan 1.500 sekolah
di Indonesia.
"Tantangan dari pemanfaatan TIK di pendidikan ini justru bagaimana
membuat materi pelajaran di sekolah yang susah dan tidak disenangi
siswa menjadi menarik. Departemen Pendidikan seharusnya menekankan
pemanfaatan TIK di Indonesia itu ke arah content sehingga siswa
Indonesia menemukan kegembiraan dalam belajar," kata Hary.
Penggunaan ICT untuk pendidikan, kata Hary, bukanlah memindahkan teks
buku ke internet atau media lain. Justru yang harus dilakukan
bagaimana membuat materi pelajaran itu sangat mudah dicerna. Ini bisa
mudah dikembangkan dengan menggunakan animasi yang benar-benar bisa
disenangi dan dipahami siswa.
Perangkat lunak ini, misalnya, bisa menjelaskan gaya gravitasi dengan
sajian animasi helikopter yang hendak terbang dan suara desing
baling-baling.
Peranti lunak fisika dan matematika ini dipakai secara berlangganan
untuk sekolah-sekolah dalam kurun waktu tertentu. Douglas Osheroff,
peraih Nobel Fisika tahun 1996 dari Amerika Serikat, menyatakan
kekagumannya dengan isi software fisika yang dilihatnya. Software ini
dibeli Osheroff saat berkunjung ke Indonesia tahun 2005 dan memakainya
di Universitas Stanford, Amerika Serikat.
Jadi sayang kalau semua fasilitas dan potensi yang ada
tidakdimanfaatkan optimal. Kini, memang sudah zamannya siswa SD akrab
dengan internet dan TIK.
1 komentar:
Setuju... belajar Internet di SD harus sudah dimulai sejak dini...
Mas Rakat...
Posting Komentar