eGovernment kalau diurai dari kata penyusunnya adalah elektronik dan pemerintahan. Tentu tidak bisa langsung diartikan pemerintahan yang elektronik, karena elektronik disini hanyalah simbol. Simbol yang dianggap bisa mewakili penggunaan sebuah teknologi informasi dan komunikasi atau disingkat TIK. Jadi eGovernment secara harfiah masuk dalam pengertian sistem pemerintahan yang memanfaatkan TIK dalam sebagian atau keseluruhan operasionalnya.
Ada baiknya untuk memahami eGovernment kita terlebih dahulu mengenal apa itu TIK?
Dari sumber Wikipedia Indonesia – ensiklopedi bebas berbahasa Indonesia – didapatkan pengertian tentang teknologi informasi. Teknologi informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Jadi teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, lebih lama penyimpanannya.
Contoh Bahasa. Bahasa adalah teknologi paling dasar yang memudahkan informasi sampai kepada orang lain. Agar informasi dapat bertahan lama muncul teknologi gambar. Salah satu hasil dari teknologi gambar salah satunya adalah huruf, ada alfabet dan arabic. Nah berkat adanya huruf lahirlah teknologi bernama tulisan yang digunakan sebagai penyampai informasi.
Sadarkah kita bahwa teknologi tulisan di media kertas telah membawa kerusakan yang paling parah dimuka bumi ini? Tentu tidak ada yang memperkirakan bahwa ternyata teknologi tulisan, yang dulu dianggap sebagai dewa penyelamat manusia dari ancaman kebodohan, berakibat amat sangat fatal.
Penggunaan kertas memunculkan kebutuhan yang amat besar akan ketersediaan kayu sebagai bahan dasar. Muncullah industri perkayuan dalam jumlah besar hampir diseluruh permukaan bumi. Mau tidak mau hutan harus ditebang. Awalnya hanya perlu 10 sampai 20 pohon, kemudian bertambah dan akhirnya menghabiskan satu kawasan hutan dan seterusnya.
Entah karena kesadaran akan kerusakan ini atau memang karena sifat dasar manusia yang selalu berusaha mengeksplorasi sumber daya yang tidak terbatas, maka ditemukanlah media baru yang dianggap tidak berbatas. Media tersebut adalah elektronik atau digital. Lahirlah kemudian teknologi informasi berbasis elektronik.
Melalui media elektronik aktifitas penyampaian informasi memperluas penyebarannya dengan sangat menakjubkan, oleh karena itulah kemudian abad 21 disebut era teknologi informasi. Luasnya cakupan teknologi informasi diikuti oleh semakin beragamnya sumber dan pemakai informasi yang kemudian menumbuhkan kebutuhan informasi sebagai bahan berkomunikasi. Disisi ini terjadi pembauran aktifitas informasi kedalam aktifitas komunikasi ataupun sebaliknya sehingga tersebutlah istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau bahasa kerennya ICT (Information and Communication Technology).
TIK identik dengan website
Untuk saat ini dan beberapa dekade ke depan TIK banyak mengambil peranan bagi terciptanya silaturrahmi atau keterhubungan secara luas antara manusia dengan manusia lainnya tanpa dibatasi ruang dan waktu. Salah satu produk TIK yang paling populer adalah internet.
Internet kependekan dari interconnected network atau sederhananya jaringan komputer yang saling terhubung untuk mengalirkan informasi. Informasi-informasi ini dapat diakses salah satunya melalui pintu atau etalase yang diberi nama website. Maka tidaklah mengherankan kalau kemudian TIK sangat-sangat identik dengan website meski sebenarnya bertebaran produk-produk TIK lainnya.
Kenyataan menunjukkan bahwa TIK membawa perubahan penting dalam perkembangan peradaban, terutama perekonomian dunia. Abad ke-21 diyakini menjadi era informasi-ekonomi (digital-economic) dengan ciri khas perdagangan yang memanfaatkan elektronika (electronic commerce). Kita tentu masih ingat boomingnya perusahaan dotcom di negeri ini. Maka berhamburanlah website pada saat itu.
TIK dan Pemerintahan
Di sektor pembangunan terjadi pergeseran strategi pembangunan dari pembangunan industri menuju ke era informasi. Pergeseran ini memberikan implikasi terhadap terjadinya proses transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya menjadi perekonomian yang berbasis pengetahuan/informasi.
Pembangunan TIK membentuk iklim yang menumbuhkan kreativitas sumberdaya manusia, yang pada gilirannya dapat menjadi sumberdaya pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Oleh karena itu, TIK memberikan kontribusi sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat suatu bangsa.
Dalam kerangka pemerintahan, TIK dimanfaatkan guna membangun satu kepemerintahan yang baik atau istilah populernya Good Governance. Penerapan TIK berbasis elektronik dalam kepemerintahan inilah yang kemudian disebut sebagai eGovernment.
Implementasi nyata dari penerapan eGovernment yang berdampak positif bagi terbangunnya transparansi, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi dalam pemerintahan adalah seperti yang diterapkan oleh Pemkab Jembrana, Sragen dan Pemkot Surabaya.
Kabupaten Jembrana dikenal dengan Sistem Informasi Kesehatannya. Seperti dikutip pada http://www.jembranakab.go.id, menurut Bupati Winasa, petugas Posdayandu wajib mengetahui dan mampu menggunakan sistem informasi teknologi yang telah dibangun dan tersebar di wilayah kerja Posdayandu melalui jaringan J.Net. Hal tersebut penting dilakukan untuk mempercepat dan memudahkan pekerjaan, sebab dengan informasi teknologi yang dibangun saat ini setidak-tidaknya segala bentuk permasalahan yang ada di wilayah desa bahkan di dusun sekalipun dapat segera terpantau. Dengan sistim informasi kesehatan atau eHealth Jembrana mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Bupati Sragen, Untung Wiyono memetik hasil dari penerapan TIK pada sistem pelayanan publiknya. Pendapatan Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Sragen terbukti mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sragen. Dari Rp22,5 milyar pada 2002 (awal KPT Sragen terbentuk) menjadi Rp 72,7 milyar pada 2005 lalu. Walau tidak semua peningkatan PAD itu berasal dari pendapatan KPT, namun harus diakui jumlah itu merupakan imbas dari begitu mudah, transparan dan murahnya mengurus perizinan di KPT Sragen.
Untuk Pemkot Surabaya seperti dikutip melalui http://www.wartaeproc.com banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan diluncurkannya lelang online ini. Melalui e-procurement pemkot Surabaya bisa melakukan penghematan anggaran belanja hingga 25 persen dari rencana semula. Penghematan lainnya adalah berkurangnya penggunaan kertas kerja (paperless) dan juga kecepatan waktu realisasi barang/ jasa. Selain itu, citra pemkot Surabaya juga ikut terkerek karena mampu menyediakan pengadaan barang dan jasa yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Semua itu berkat proses lelang yang transparan baik mulai dari pendaftaran sampai penentuan pemenang.
Kisah-kisah sukses diatas hanya sekelumit dari sebagian besar kisah penerapan eGovernment di Indonesia. Tentu ada kisah sukses ada juga kisah kegagalan, namun yang jelas angin perubahan telah bergerak pasti dengan ditetapkannya Undang-undang RI No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang mengharuskan lembaga publik membuka informasi secara transparan kepada publik. Dan media yang paling tepat adalah dengan TIK. Pilihannya adalah sekarang atau akan gelagapan dikemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar